BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Air
merupakan sumber bagi kehidupan. Sering kita mendengar bumi disebut sebagai
planet biru, karena air menutupi 3/4 permukaan bumi. Tetapi tidak jarang pula
kita mengalami kesulitan mendapatkan air bersih, terutama saat musim kemarau disaat
air umur mulai berubah warna atau berbau. Ironis memang, tapi itulah
kenyataannya. Yang pasti kita harus selalu optimis. Sekalipun air sumur atau
sumber air lainnya yang kita miliki mulai menjadi keruh, kotor ataupun berbau,
selama kuantitasnya masih banyak kita masih dapat berupaya merubah/menjernihkan
air keruh/kotor tersebut menjadi air bersih yang layak pakai.
Ada berbagai
macam cara sederhana yang dapat kita gunakan untuk mendapatkan air bersih, dan cara yang paling mudah dan
paling umum digunakan adalah dengan membuat saringan air, dan bagi
kita mungkin yang paling tepat adalah membuat penjernih air atau saringan air sederhana.
Perlu diperhatikan, bahwa air bersih yang dihasilkan dari proses penyaringan air secara
sederhana tersebut tidak dapat menghilangkan sepenuhnya garam yang terlarut di
dalam air.
B. Rumusan Masalah
1.
Apa yang disebut dengan air?
2.
Ada berapa macam air itu?
3.
Bagaimana karaktristik air?
4.
Bagaimana cara membedakan air bersih
dan air kotor?
5.
Bagaimana cara mengolah air?
C. Tujuan Penulisan
Melalui makalah ini diharapkan pembaca
mengetahui tentang:
1.
Pengertian
air, macam-macam air dan karakteristik air.
2.
Membedakan
antara air bersih dan air kotor.
3.
Cara
mengolah air kotor menjadi air bersih.
4. Cara mengolah air bersih menjadi air
minum.
D.
Metode
Penulisan
Metode yang digunakan dalam penyusunan
makalah ini adalah metode kepustakaan dengan telaah pada buku-buku atau sumber.
Hal ini dapat dijadikan sumber atau referensi serta memiliki ketersambungan
atau keterkaitan materi dengan kajian atau pokok bahasan dalam makalah ini.
BAB II
PEMBAHASAN
PENGOLAHAN AIR KOTOR
MENJADI AIR BERSIH
A.
Pengertian
Air
Air adalah zat kimia yang penting
bagi semua bentuk kehidupan yang diketahui sampai saat ini di bumi, tetapi
tidak di planet lain. Air menutupi hampir 71% permukaan bumi. Terdapat 1,4
triliun kilometer kubik (330 juta mil³) tersedia di bumi. Air sebagian besar
terdapat di laut (air asin) dan pada lapisan-lapisan es (di kutub dan
puncak-puncak gunung), akan tetapi juga dapat hadir sebagai awan, hujan,
sungai, muka air tawar, danau, uap air, dan lautan es. Air dalam obyek-obyek
tersebut bergerak mengikuti suatu siklus air, yaitu: melalui penguapan, hujan,
dan aliran air di atas permukaan tanah (runoff, meliputi mata air, sungai,
muara) menuju laut.
Air
bersih penting bagi kehidupan manusia. Di banyak tempat di dunia terjadi
kekurangan persediaan air. Selain di bumi, sejumlah besar air juga diperkirakan
terdapat pada kutub utara dan selatan planet Mars. Air dapat berwujud padatan
(es), cairan (air) dan gas (uap air). Air merupakan satu-satunya zat yang
secara alami terdapat di permukaan bumi dalam ketiga wujudnya tersebut.
Pengaturan air yang kurang baik dapat menyebakan kekurangan air.
Air
adalah substansi kimia dengan rumus kimia H2O: satu molekul air tersusun atas
dua atom hidrogen yang terikat secara kovalen pada satu atom oksigen. Air
bersifat tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau pada kondisi standar,
yaitu pada tekanan 100 kPa (1 bar) and temperatur 273,15 K (0 °C). Zat kimia
ini merupakan suatu pelarut yang penting, yang memiliki kemampuan untuk
melarutkan banyak zat kimia lainnya, seperti garam-garam, gula, asam, beberapa
jenis gas dan banyak macam molekul organik.
Air
sering disebut sebagai pelarut universal karena air melarutkan banyak zat
kimia. Air berada dalam kesetimbangan dinamis antara fase cair dan padat di
bawah tekanan dan temperatur standar. Dalam bentuk ion, air dapat
dideskripsikan sebagai sebuah ion hidrogen (H+) yang berasosiasi (berikatan)
dengan sebuah ion hidroksida (OH-). Manusia, binatang, dan
tumbuh-tumbuhan memerlukan air untuk hidup. Tenaga air mempunyai arti ekonomi
yang besar. Air tidak hanya menyediakan media yang
menjadi tempat dimungkinkannya reaksi yang menyokong kehidupan, tapi air
sendiri sering menjadi produk atau reaktan yang penting dari reaksi-reaksi itu.
B.
Karakteristik
Air
Karakteristik
fisik Air :
1. Kekeruhan
Kekeruhan air dapat
ditimbulkan oleh adanya bahan-bahan anorganik dan organik yang terkandung dalam
air seperti lumpur dan bahan yang dihasilkan oleh buangan industri.
2. Temperatur
Kenaikan temperatur air
menyebabkan penurunan kadar oksigen terlarut. Kadar oksigen terlarut yang
terlalu rendah akan menimbulkan bau yang tidak sedap akibat degradasi anaerobic
ynag mungkin saja terjadi.
3. Warna
Warna air dapat
ditimbulkan oleh kehadiran organisme, bahan-bahan tersuspensi yang berwarna dan
oleh ekstrak senyawa-senyawa organik serta
tumbuh-tumbuhan.
4. Solid
(Zat padat)
Kandungan zat padat
menimbulkan bau busuk, juga dapat meyebabkan
turunnya kadar oksigen
terlarut. Zat padat dapat menghalangi penetrasi sinar matahari kedalam air.
5. Bau
dan rasa
Bau dan rasa dapat
dihasilkan oleh adanya organisme dalam air seperti alga
serta oleh adanya gas
seperti H2S yang terbentuk dalam kondisi anaerobik, dan oleh adanya
senyawa-senyawa organik tertentu.
Karakteristik
kimia air :
1. pH
Pembatasan pH dilakukan
karena akan mempengaruhi rasa, korosifitas air dan efisiensi klorinasi.
Beberapa senyawa asam dan basa lebih toksid dalam bentuk molekuler, dimana
disosiasi senyawa-senyawa tersebut dipengaruhi oleh pH.
2. DO
(dissolved oxygent)
DO adalah jumlah
oksigen terlarut dalam air yang berasal dari fotosintesa dan absorbsi
atmosfer/udara. Semakin banyak jumlah DO maka kualitas air semakin baik. Satuan
DO biasanya dinyatakan dalam persentase saturasi.
3. BOD
(biological oxygent demand)
BOD adalah banyaknya
oksigen yang dibutuhkan oleh mikroorgasnisme untuk menguraikan bahan-bahan
organik (zat pencerna) yang terdapat di dalam air
buangan secara biologi.
BOD dan COD digunakan untuk memonitoring kapasitas self purification badan air
penerima.
4. COD
(chemical oxygent demand)
COD adalah banyaknya
oksigen yang di butuhkan untuk mengoksidasi
bahan-bahan organik secara kimia.
Reaksi: + 95%terurai
Zat Organik + O2 → CO2 +
H2O
5. Kesadahan
Kesadahan air yang
tinggi akan mempengaruhi efektifitas pemakaian sabun, namun sebaliknya dapat
memberikan rasa yang segar. Di dalam pemakaian untuk industri (air ketel, air
pendingin, atau pemanas) adanya kesadahan dalam air tidaklah dikehendaki.
Kesadahan yang tinggi bisa disebabkan oleh adanya kadar residu terlarut yang
tinggi dalam air.
6. Senyawa-senyawa
kimia yang beracun
Kehadiran unsur arsen
(As) pada dosis yang rendah sudah merupakan racun
terhadap manusia
sehingga perlu pembatasan yang agak ketat (± 0,05 mg/l). Kehadiran besi (Fe)
dalam air bersih akan menyebabkan timbulnya rasa dan bau ligam, menimbulkan
warna koloid merah (karat) akibat oksidasi oleh oksigen terlarut yang dapat
menjadi racun bagi manusia.
C.
Macam-macam
Air
Macam-macam
air dan Pembagiannya :
1.
Air yang suci dan mensucikan.
Air ini ialah air yang boleh diminum dan digunakan untuk
menyucikan (membersihkan) benda yang lain. Yaitu air yang yang masih murni yang
jatuh dari langit atau terbit dari bumi dan masih tetap belum berubah
keadaannya, seperti; air hujan air laut, air sumur, air es yang sudah hancur
kembali, air embun, dan air yang keluar dari mata air. Allah berfirma Al-Anfal
:11: “Dan Allah menurunkan kepadamu hujan dari langit untuk menyucikan kamu
dengan hujan itu.
Perubahan
air yang tidak menghilangkan keadaan atau sifatnya’suci menyucikan’. Walaupun
perubahan itu terjadi salah satu dari semua sifatnya yang tiga(warna,rasa dan
baunya) adalah sebagai berikut:
a.
Berubah karena tempatnya, seperti
air yang tergenang atau mengalir di batu belerang.
b.
Berubah karena lama tersimpan,
seperti air kolam.
c.
Berubah karena sesuatu yang
terjadi padanya, seperti berubah karena ikan atau kiambang.
d.
Berubah karena tanah yang suci,
begitu juga berubah yang sukar memeliharanya misalnya berubah karena
daun-daunan yang jatuh dari poho-pohon yang berdekatan dengan sumur atau
tempat-tempat air yang lainnya.
2.
Air suci tetapi tidak menyucikan
Zatnya suci tetapi tidak sah dipakai untuk menyucikan
sesuatu. Yang termasuk dalam kategori ini ada tiga macam air :
a.
air yang telah berubah salah satu
sifatnya karena bercampur dengan sesuatu benda yang suci, selain dari perubahan
yang tersebut di atas seperti air teh, air kopi, dan sebagainya.
b.
Air sedikit kurang dari dua kulah
(tempatnya persegi panjang yang mana panjangnya, lebarnya,dalamnya 1 1/4
hasta.kalau tempatnya bundar maka garis tengahnya 1 hasta, dalam 2 ¼ hasta, dan
keliling 3 1/7hasta.) sudah terpakai untuk menghilangkan hadas atau
menghilangkan hukum najis. Sedangkan air itu tidak berubah sifatnya dan tidak
pula bertambah timbangannya.
c.
Air pohon-pohonan atau air
buah-buahan, seperti air yang keluar dari tekukan pohon kayu(air nira), air
kelapa dan sebagainya.
3.
Air yang bernajis
Air
yang termasuk bagian ini ada dua macam :
a.
Sudah berubah salah satu sifatnya
oleh najis. Air ini tidak boleh dipakai lagi, baik airnya sedikit atau banyak ,
sebab hukumnya seperti najis.
b.
Air bernajis tetapi tidak berubah
salah satu sifatnya. Air ini kalau sedikit- berarti urang dari dua kulah –tidak
boleh dipakai lagi, bahkan hukumnya sama dengan najis. Kalau air itu banyak
berarti dua kulah atau lebih, hukumnya tetap suci dan menyucikan. Rasulullah
bersabda Saw : Air itu tidak dinajisi sesuatu, kecuali apbila berubah rasa,
wana atau baunya.”(Riwayat Ibnu Majah dan Baihaqi). Dalam hadist lain Rasul
Saw: ‘Apabila air cukup dua kulah, tidaklah dinajisi oleh sesuatu
apapun.(Riwayat oleh lima ahli hadist).
4.
Air yang makruh
Yaitu air yang terjemur oleh matahari dalam bejana selain
bejana emas atau perak. Air ini makruh dipakai untuk badan. Tetapi tidak makruh
untuk pakaian; kecuali air yang terjemur di tanah, seperi air sawah, air kolam,
dan tempattempat yang bukan bejana yang mungkin berkarat.. Sabda Rasulullah
Saw. Dari Aisyah .Sesungguhnya ia telah memanaskan air pada cahaya matahari.
Maka Rasulullah Saw. Berkata kepadanya , ‘Jangan engkau berbuat demikian, ya
Aisyah. Sesungguhnya air yang dijemur itu akan menimbulkan sopak.”(Riwayat
Baihaqi).
D.
Karakteristik Air Bersih dan Air Kotor
1.
Ciri-ciri Air Bersih
Ø Jernih,
tidak berbau, tidak berasa &tidak berwarna.
Ø Suhunya
sebaiknya sejuk dan tidak panas.
Ø Bebas
unsur-unsurkimia yang berbahaya seperti besi (Fe), seng (Zn),
raksa (Hg) dan mangan (Mn).
Ø Tidak
mengandung unsur mikrobiologi yang membahayakan seperti coli tinja dan total
coliforms.
2.
Karakteristik Air Kotor
Ø
Berwarna kotor.
Ø
Suhunya panas.
Ø
Mengandung unsur-unsur Fe, Zn, Hg
dan Mn.
Ø
Biasanya air ini mengandung
campuran zat-zat kimia anorganik yang berasal dari air bersih serta
bermacam-macam zat organik berasal dari penguraian tinja, urine dan
sampah-sampah lainnya.
Ø
Substansi organik dalam air
buangan terdiri dari 2 gabungan, yakni:
·
gabungan yang mengandung nitrogen,
misalnya urea, protein, amine dan asam amino.
·
gabungan yang tak mengandung
nitrogen, misalnya lemak, sabun dan karbohidrat, termasuk selulosa.
E.
Fungsi Air Dalam Kehidupan
1.
Mengontrol suhu tubuh
2.
Faktor penting untuk pencernaan dan
penyerapan nutrisi ke dalam tubuh. Membawa oksigen dan sari-sari makanan ke
seluruh bagian tubuh sehingga semua sel dan organ tubuh termasuk otak, ginjal,
jantung, limpa, paru-paru dapat tetap hidup dan berfungsi dengan baik.
3.
Detoksifikasi, membawa sisa-sisa
pembakaran tubuh termasuk racun-racun ke alat sekresi sehingga metabolisme
tubuh berjalan baik. Ini berarti semua zat yang ada di dalam air minum ikut ke
dalam tubuh dan peredaran darah kita.
4.
Fungsi lainnya bagi kesehatan adalah
kulit menjadi lebih sehat, membantu penurunan berat badan, menurunkan resiko
serangan jantung, membantu sendi dan otot menjadi rileks, melancarkan proses
buang air besar dan menambah energi serta kesegaran tubuh.
5.
Sebagai sumber kehidupan di muka
bumi.
F.
Pengolahan
Air Kotor Menjadi Air Bersih
Pengolahan air bersih didasarkan pada
sifat-sifat koloid, yaitu koagulasi dan adsorpsi. Air sungai atau air sumur
yang keruh mengandung lumpur koloidal dan barangkali juga zat-zat warna, zat
pencemar seperti limbah detergen dan pestisida. Bahan-bahan yang diperlukan
untuk pengolahan air adalah tawas (alumunium sulfat), pasir, klorin atau
kaporit, kapur tohor, dan karbon aktif. Tawas berguna untuk menggumpalkan
lumpur koloidal sehingga mudah disaring. Tawas juga membentuk koloidal AL(OH)3
yang dapat mengadsorpsi zat-zat warna atau zat-zat pencemar seperti detergen
dan pestisida. Apabila tingkat kekeruhan air yang diolah terlalu tinggi maka
digunakan karbon aktif di samping tawas. Pasir berfungsi sebagai penyaring.
Klorin atau kaporit berfungsi sebagai pembasmi hama (desinfektan), sedangkan
kapur tohor berguna untuk menaikkan pH, yaitu untuk menetralkan keasaman ynang
terjadi karena penggunaan tawas.
1.
Industri
Pengolahan Air Bersih (Perusahaan Air Minum)
Pengolahan air bersih di kota-kota besar pada
prinsipnya sama dengan pengolahan air sederhana. Mula-mula air sungai
dipompakan ke dalam bak prasedimentasi. Di sini lumpur dibiarkan mengendap
karena pengaruh gravitasi. Lumpur dibuang dengan pompa, sedangkan air
selanjutnya dialirkan ke dalam bak ventury. Pada tahap ini dicampurkan
tawas dan gas klorin (preklorinasi). Poada air baku yang kekeruhan dan
pencemarannya tinggi, perlu dibubuhkan karbon aktif yang berguna untuk
menghilangkan bau, warna, rasa, dan zat organik yang terkandung dalam air baku.
Dari bak ventury, air baku yang telah dicampur dengan bahan-bahan kimia
dialirkan ke dalam accelator. Di dalam bak accelator ini terjadi
proses koagulasi, lumpur dan kotoran lain menggumpal membentuk flok-flok
yang akan mengalami sedimentasi secara gravitasi. Selanjutnya, air sudah
setengah bersih dialirkan ke dalam bak saringan pasir. Pada saringan ini,
sisa-sisa flok akan tertahan.
Dari bak pasir diperoleh air yang sudah hampir bersih.
Air yang sudah cukup bersih ini ditampung dalam bak lain yang disebut siphon,
dimana ditambahkan kapur untuk menaikkan pH dan gas klorin (post klorinasi)
untuk mematikan hama. Dari bak siphon, air yang sudah memenuhi standar
air bersih selanjutnya dialirkan ke dalam reservoar, kemudian ke konsumen.
2.
Pengolahan Air Bersih
Water
Treatment Plant
atau lebih populer dengan akronim WTP adalah
bangunan utama pengolahan air bersih. Biasanya bagunan ini terdiri dari 4
bagian, yaitu : bak koagulasi, bak flokulasi, bak sedimentasi, dan bak
filtrasi.
a.
Koagulasi
Dari
bangunan intake, air akan dipompa ke bak koagulasi ini. pada proses
koagulasi ini dilakukan proses destabilisasi partikel koloid, karena pada
dasarnya air sungai atau air-air kotor biasanya berbentuk koloid dengan
berbagai partikel koloid yang terkandung di dalamnya. Destabilisasi partikel
koloid ini bisa dengan penambahan bahan kimia berupa tawas, ataupun dilakukan
secara fisik dengan rapid mixing (pengadukan cepat), hidrolis
(terjunan atau hydrolic jump), maupun secara mekanis (menggunakan
batang pengaduk). Biasanya pada WTP dilakukan dengan cara hidrolis berupa hydrolic
jump. Lamanya proses adalah 30 – 90 detik.
Proses Koagulasi Secara Mekanis dengan
mesin pemutar
b.
Flokulasi
Setelah dari unit koagulasi, selanjutnya air
akan masuk ke dalam unit flokulasi. Unit ini ditujukan untuk membentuk dan
memperbesar flok. Teknisnya adalah dengan dilakukan pengadukan lambat (slow
mixin)
Proses
Sedimentasi
Gabungan
unit koagulasi, flokulasi, dan sedimentasi disebut unit aselator
c.
Filtrasi
Setelah proses sedimentasi, proses selanjutnya adalah
filtrasi. Unit filtrasi ini, sesuai dengan namanya, adalah untuk menyaring
dengan media berbutir. Media berbutir ini biasanya terdiri dari antrasit, pasir
silica, dan kerikil silica denga ketebalan berbeda. Dilakukan secara grafitasi.
Selesailah sudah proses pengolahan air bersih. Biasanya
untuk proses tambahan, dilakukan disinfeksi berupa penambahan chlor, ozonisasi,
UV, pemabasan, dan lain-lain sebelum masuk ke bangunan selanjutnya, yaitu
reservoir.
d.
Reservoir
Setelah dari WTP dan berupa clear water, sebelum
didistribusikan, air masuk ke dalam reservoir. Reservoir ini berfungsi sebagai
tempat penampungan sementara air bersih sebelum didistribusikan melalui
pipa-pipa secara grafitasi. Karena kebanyakan distribusi di kita menggunakan
grafitasi, maka reservoir ini biasanya diletakkan di tempat dengan eleveasi
lebih tinggi daripada tempat-tempat yang menjadi sasaran distribusi. Biasanya
terletak diatas bukit, atau gunung.
Gabungan dari unit-unit pengolahan air ini
disebut IPA – Instalasi Pengolahan Air. Untuk menghemat biaya pembangunan,
biasanya Intake, WTP, dan Reservoir dibangun dalam satu kawasan dengan
ketinggian yang cukup tinggi, sehingga tidak diperlukan pumping station dengan
kapasitas pompa dorong yang besar untuk menyalurkan air dari WTP ke
reservoir. Barulah, setelah dari reservoir, air bersih siap untuk
didistribusikan melalui pipa-pipa dengan berbagai ukuran ke tiap daerah
distribusi.
3.
Pengolahan Air Kotor
(Limbah Industri)
Kadang-kadang aliran limbah
perlu diolah sendiri-sendiri untuk mengurangi konsentrasi beberapa zat pencemar
dalam limbah cair. Aliran yang mengandung sulfida dapat dioksidasi untuk
mengurangi kadar sulfida. Krom hampir selalu trivalent karena tidak perlu
dilakukan reduksi bentuk heksavalennya. Aliran mengandung krom dapat diendapkan
dengan menggunakan tawas, garam besi atau polimer pada pH tinggi.
Krom mungkin dapat diperoleh
kembali dengan menyaring endapan, melarutkannya kembali dalam asam dan
menggunakannya untuk penyamakan. Proses pengolahan primer lain mliputi
penyaringan, ekualisi dan pengendapan untuk mengurangi BOD dan memperoreh
padatan kembali. Pengolahan secara kimia dengan menggunakan tawas, kapur tohor,
fero-chlorida atu polielektrolit lebih lanjut dapat mengurangi PTT dan BOD.
Sistem pengolahan secara biologi bekerja efektif.
Keragaman laju alir dan
kadar limbah mungkin besar. Karena itu, harus digunakan sistem penyamakan atau
sistem laju alir tinggi. Sistem anaerob efektif, tetapi akan mengeluarkan bau
tajam dang mengganggu daerah pemukiman. Sistem-sistem parit oksidasi, kolam
aerob, sringan tetes dan Lumpur teraktifkan sudah banyak digunakan. Danau
(anaerob dan aerob) meruopakan sistem yang murah dan efektif, apabila dirancang
dan dioperasikan secara baik dan apabila tanah tersedia. Apabila diperlukan,
dapat digunakan suatu sistem untuk menghilangkan tingkat nitrogen yang tinggi.
Dalam operasi baru telah
digunakan adsorbsi (penyerapan) karbon dan pengayakan mikro untuk mengurangi
zat pencemar sampai tingkat rendah.
Cara pengolahan air limbah secara sederhana:
Pengolahan air limbah untuk melindungi lingkungan
hidup dari pencemaran. Secara ilmiah sebenarnya lingkungan mempunyai daya
dukung yang cukup besar terhadap gangguan yang timbul karena pencemaran air
limbah tersebut. Namun demikian, alam tersebut mempunyai kemampuan yang
terbatas dalam daya dukungnya sehingga air limbah perlu diolah sebelum dibuang.
Beberapa cara sederhana pengolahan air buangan antara lain:
a.
Pengenceran
(Dilution)
Air limbah diencerkan sampai mencapai konsentrasi yang
cukup rendah kemudian baru dibuang ke badan-badan air. Tetapi dengan makin
bertambahnya penduduk, yang berarti makin meningkatnya kegiatan manusia, maka
jumlah air limbah yang harus dibuang terlalu banyak dan diperlukan air
pengenceran terlalu banyak pula maka cara ini tidak dapat dipertahankan lagi.
Disamping itu, cara ini menimbulkan kerugian lain,
diantaranya bahaya kontaminasi terhadap badan-badan air masih tetap ada,
pengendapan yang akhirnya menimbulkan pendangkalan terhadap badan-badan air,
seperti selokan, sungai, danau, dan sebagainya. Selanjutnya dapat menimbulkan
banjir.
b.
Kolam
Oksidasi (Oxidation Ponds)
Pada
prinsipnya cara pengolahan ini adalah pemanfaatan sinar matahari, ganggang
(algae), bakteri dan oksigen dalam proses pembersihan alamiah. Air limbah
dialirkan ke dalam kolam besar berbentuk segi empat dengan kedalaman antara 1-2
meter. Dinding dan dasar kolam tidak perlu diberi lapisan apapun. Lokasi kolam
harus jauh dari daerah pemukiman dan di daerah yang terbuka sehingga
memungkinkan sirkulasi angin dengan baik.
Cara
kerjanya antara lain sebagai berikut:
Empat unsur yang berperan dalam proses pembersihan
alamiah ini adalah sinar matahari, ganggang, bakteri, dan oksigen. Ganggang
dengan butir khlorophylnya dalam air limbah melakukan proses fotosintesis
dengan bantuan sinar matahari sehingga tumbuh dengan subur.
pada proses sintesis untuk pembentukan karbohidrat
dari H2O dan CO2 oleh chlorophyl dibawah pengaruh sinar matahari terbentuk O2
(oksigen). Kemudian oksigen ini digunakan oleh bakteri aerobik untuk melakukan
dekomposisi zat-zat organik yang terdapat dalam air buangan. Disamping itu
terjadi pengendapan.
Sebagai hasilnya nilai BOD dari air limbah tersebut
akan berkurang sehingga relatif aman bila akan dibuang ke dalam badan-badan air
(kali, danau, dan sebagainya).
c.
Irigasi
Air limbah
dialirkan ke dalam parit-parit terbuka yang digali dan air akan merembes masuk
ke dalam tanah melalui dasar dan dinding parit-parit tersebut. Dalam keadaan
tertentu air buangan dapat digunakan untuk pengairan ladang pertanian atau
perkebunan dan sekaligus berfungsi untuk pemupukan. Hal ini terutama dapat
dilakukan untuk air limbah dari rumah tangga, perusahaan susu sapi, rumah
potong hewan, dan lain-lainnya di mana kandungan zat-zat organik dan protein
cukup tinggi yang diperlukan oleh tanam-tanaman.
4.
Penyaringan
Air
a.
Saringan
Kain Katun.
Pembuatan saringan air dengan menggunakan kain katun
merupakan teknik penyaringan yang paling sederhana / mudah. Air keruh disaring
dengan menggunakan kain katun yang bersih. Saringan ini dapat membersihkan air
dari kotoran dan organisme kecil yang ada dalam air keruh. Air hasil saringan
tergantung pada ketebalan dan kerapatan kain yang digunakan.
b.
Saringan Kapas
Teknik saringan
air ini dapat memberikan hasil yang lebih baik dari teknik sebelumnya. Seperti
halnya penyaringan dengan kain katun, penyaringan dengan kapas juga dapat
membersihkan air dari kotoran dan organisme kecil yang ada dalam air keruh.
Hasil saringan juga tergantung pada ketebalan dan kerapatan kapas yang
digunakan.
c.
Aerasi
Aerasi merupakan
proses penjernihan dengan cara mengisikan oksigen ke dalam air. Dengan
diisikannya oksigen ke dalam air maka zat-zat seperti karbon dioksida serta
hidrogen sulfida dan metana yang mempengaruhi rasa dan bau dari air dapat
dikurangi atau dihilangkan. Selain itu partikel mineral yang terlarut dalam air
seperti besi dan mangan akan teroksidasi dan secara cepat akan membentuk
lapisan endapan yang nantinya dapat dihilangkan melalui proses sedimentasi atau
filtrasi.
d.
Saringan Pasir Lambat
(SPL)
Saringan pasir
lambat merupakan saringan air yang dibuat dengan menggunakan lapisan pasir pada
bagian atas dan kerikil pada bagian bawah. Air bersih didapatkan dengan jalan
menyaring air baku melewati lapisan pasir terlebih dahulu baru kemudian
melewati lapisan kerikil.
e. Saringan
Pasir Cepat (SPC)
Saringan pasir
cepat seperti halnya saringan pasir lambat, terdiri atas lapisan pasir pada
bagian atas dan kerikil pada bagian bawah. Tetapi arah penyaringan air terbalik
bila dibandingkan dengan Saringan Pasir Lambat, yakni dari bawah ke atas (up
flow). Air bersih didapatkan dengan jalan menyaring air baku melewati lapisan
kerikil terlebih dahulu baru kemudian melewati lapisan pasir.
f. Gravity-Fed
Filtering System
Gravity-Fed
Filtering System merupakan gabungan dari Saringan Pasir Cepat(SPC) dan Saringan
Pasir Lambat(SPL). Air bersih dihasilkan melalui dua tahap. Pertama-tama air
disaring menggunakan Saringan Pasir Cepat(SPC). Air hasil penyaringan tersebut
dan kemudian hasilnya disaring kembali menggunakan Saringan Pasir Lambat.
Dengan dua kali penyaringan tersebut diharapkan kualitas air bersih yang
dihasilkan tersebut dapat lebih baik. Untuk mengantisipasi debit air hasil
penyaringan yang keluar dari Saringan Pasir Cepat, dapat digunakan beberapa /
multi Saringan Pasir Lambat.
g. Saringan
Arang
Saringan arang
dapat dikatakan sebagai saringan pasir arang dengan tambahan satu buah lapisan
arang. Lapisan arang ini sangat efektif dalam menghilangkan bau dan rasa yang
ada pada air baku. Arang yang digunakan dapat berupa arang kayu atau arang
batok kelapa. Untuk hasil yang lebih baik dapat digunakan arang aktif.
h. Saringan
air sederhana / tradisional
Saringan air
sederhana/tradisional merupakan modifikasi dari saringan pasir arang dan
saringan pasir lambat. Pada saringan tradisional ini selain menggunakan pasir,
kerikil, batu dan arang juga ditambah satu buah lapisan injuk / ijuk yang
berasal dari sabut kelap
i.
Saringan Keramik
Saringan keramik
dapat disimpan dalam jangka waktu yang lama sehingga dapat dipersiapkan dan
digunakan untuk keadaan darurat. Air bersih didapatkan dengan jalan penyaringan
melalui elemen filter keramik. Beberapa filter kramik menggunakan campuran
perak yang berfungsi sebagai disinfektan dan membunuh bakteri. Ketika proses
penyaringan, kotoran yang ada dalam air baku akan tertahan dan lama kelamaan
akan menumpuk dan menyumbat permukaan filter. Sehingga untuk mencegah
penyumbatan yang terlalu sering maka air baku yang dimasukkan jangan terlalu
keruh atau kotor. Untuk perawatan saringn keramik ini dapat dilakukan dengan
cara menyikat filter keramik tersebut pada air yang mengalir.
j.
Saringan Cadas /
Jempeng / Lumpang Batu
Saringan cadas
atau jempeng ini mirip dengan saringan keramik. Air disaring dengan menggunakan
pori-pori dari batu cadas. Saringan ini umum digunakan oleh masyarakat desa Kerobokan,
Bali. Saringan tersebut digunakan untuk menyaring air yang berasal dari sumur
gali ataupun dari saluran irigasi sawah.
Seperti halnya saringan keramik, kecepatan air hasil saringan dari jempeng relatif rendah bila dibandingkan dengan SPL terlebih lagi SPC.
Seperti halnya saringan keramik, kecepatan air hasil saringan dari jempeng relatif rendah bila dibandingkan dengan SPL terlebih lagi SPC.
k. Saringan
Tanah Liat.
Kendi atau
belanga dari tanah liat yang dibakar terlebih dahulu dibentuk khusus pada
bagian bawahnya agar air bersih dapat keluar dari pori-pori pada bagian
dasarnya.
BAB III
PENUTUP
A.
Simpulan
Begitu pentingnya kesehatan, salah satu
faktor kesehatan adalah air sebagai salah satu sumber kehidupan di muka bumi
ini. Akan tetapi air sebagai sumber kehidupan di bumi ini sudah banyak tercemar
karena ulah manusia. Terjadinya berbagai penyakit yang diakibatkan oleh pencemaran
air menyebabkan dicarinya solusi untuk mendaur ulang air yang sudah kotor
menjadi air yang layak pakai lg dengan tradisional ataupun dengan alat yang
canggih.
Pengolahan
air bersih melalui beberapa proses diantaranya :
1.
Koagulasi
2.
Flokulasi
3.
Filtrasi
4.
Reservoir
Cara pengolahan air limbah secara sederhana:
1.
Pengenceran
(Dilution).
2.
Kolam
Oksidasi (Oxidation Ponds).
3.
Irigasi.
Penyaringan
Air diantaranya :
1.
Saringan
Kain Katun.
2.
Saringan Kapas.
3.
Aerasi.
4.
Saringan Pasir Lambat
(SPL).
5.
Saringan Pasir Cepat
(SPC).
6.
Gravity-Fed Filtering
System.
7.
Saringan Arang.
8.
Saringan air sederhana
/ tradisional.
9.
Saringan Keramik.
10. Saringan
Cadas / Jempeng / Lumpang Batu.
11. Saringan
Tanah Liat.
DAFTAR PUSTAKA
Anonimous,
1998. Pedoman Penetapan Baku Mutu
Lingkungan, Kantor Menteri
Biro Bina Kependudukan
dan Lingkungan Hidup Sekretariat Wilayah Daerah
Tingkat I Propinsi Jawa
Tengah, Semarang : Erlangga.
Fandeli,
Chafid. 1995. Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan Prinsip Dasar dan
Pemapanannya dalam
Pembangunan. Yogyakarta : Liberty.
Prof.
Dr. Soekidjo Notoatmodjo. 2003.
Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Cet. ke-2, Mei. Jakarta :
Rineka Cipta.
Suratmo,
Gunawan F. 1992. Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan. Yogyakarta : Gajah
Mada
University Press.
Wah. Bagus nih artikelnya. Sangat bermanfaat. Jangan lupa kunjungi kami :)
BalasHapuswah ini mantab nih, klo udah bisa lumayan menghemat air...
BalasHapushttp://tokoonlineobat.com/obat-sirosis-hati-alami/